Monday, August 8, 2011

• Judul Buku : Sepatu Kaca.
• Pengarang : Agnes Jessica.
• Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
• Tahun Terbit : 2008
• Tempat Terbit : Jakarta
• Tebal : 240 Halaman
• Panjang Buku : 20 cm
• Desain dan ilustrasi sampul : Marcel A. W.
Agnes Jessica lahir di Jakarta, 4 April 1974. Mantan guru matematika SMUK I BPK Penabur ini kini aktif menulis novel sambil mengurus rumah tangga. Kini ia telah melahirkan 24 buah novel sejak tahun 2003. Novel-novel Agnes Jessica diantaranya : Debu Bintang (Gramedia), Three Days Cinderella (Gramedia), Rumah Beratap Bugenvil (Gramedia), Jejak Kupu-kupu (Gramedia), Tunangan? Hm… (Gramedia), Maharani (Grasindo), Di Bawah Temaram Jakarta (Grasindo), Mayonaise 1 s/d 4 (Elexmedia),dan Jangan Ngomong Cinta, Deh! (Elexmedia).
Novel ini diawali dengan pulangnya Penelope alias Lolo dari Sidney. Keluarganya bangkrut, toko dan rumahnya disita. Dan Orang tua Lolo menghilang untuk menghindari para penagih hutang. Lolo mencari bantuan untuk melunasi hutang orang tuanya. Pemuda penagih hutang itu bernama Kingsley yang terus mengikuti Lolo sampai ia melunasi hutang Orang tuanya sebesar Rp. 200 juta. Usia Lolo baru 18 tahun. Ia mencari bantuan kesana-kemari sampai ia bertemu Levin, Orang yang pernah dijodohkan Orang tuanya padanya, tapi Lolo menolak perjodohan itu. Levin tak bisa memberinya uang Rp. 200 juta tsb, tapi Levin mempekerjakan Lolo sebagai pramuniaga di toko keluarganya itu. Dan karena tak punya tempat tinggal, dan King takut Lolo kabur dan tidak melunasi hutang Orang tuanya itu King mengajak Lolo untuk tinggal bersamanya. Waktu berlalu dengan cepat, Lolo semakin dekat dengan Levin dan King. Sangat terlihat Levin dan King jatuh cinta kepada Lolo. Lolo lambat menyadari bahwa ada benih cinta dari orang-orang terdekatnya itu.
Levin memang bisa memenuhi segala kebutuhan Lolo, tapi Lolo lebih nyaman jika bersama King. King yang mulai menyadari Lolo perlahan namun pasti mulai membalas perasaannya. Tapi king harus pergi, ia berfikir bahwa ia harus melupakan Lolo dan begitu pula sebaliknya. King memanfaatkan Michelle( musuh Lolo yang naksir padanya) untuk membuat Lolo membencinya dan melupakannya. Tapi tak disangka pada satu malam, saat Lolo tidur di lantai dua toko sepatu Orang tuanya yang baru. Toko itu dibakar oleh orang suruhan Orang tua Levin. Lolo pingsan di tengah kejadian yang bisa dipastikan tak ada unsur kebetulan dalam kasus ini, dan King yang mendapat telephone dari Lolo sebelum pingsan langsung menolonya tanpa memikirkan kesekamatannya sendiri. Karena malam itu King nekat menerobos masuk dalam toko yang terbakar hebat itu King menderita luka bakar yang sangat parah. Lalu ia memutuskan pindah ke Perth untuk operasi King dan kuliah jurusan bisnis seperti keinginan Ayahnya. Lima tahun kemudian King kembali dari Perth, begitu juga Lolo yang baru tiba dari Sidney. Selam lima tahun itu mereka mencoba melupakan kenangan mereka saat bersama. Tapi kenangan itu tak bisa merubah kenyataan bahwa mereka salung mencintai.
Dan seperti kedua tangan mereka yang saling menggenggam erat, hati merekapun akan saling bertaut erat, tak terpisahkan lagi. Kemampuan pengarang memaparkan plot/ alut dengan sangat baik merupakan salah satu kekuatan novel ini. Alur yang dibawakan dalam novel ini adalah alur maju, jadi para pembaca tidak bingung untuk membayangkan cerita dalam novel ini. Penokohan antara protagonis dan antagonis sangat jelas sehingga pembaca tidak perlu berpikir mengenai siapa yang jahat dan yang baik. Tokoh Lolo yang polos dan lembut, King yang egois tapi rela berkorban demi apa yang ia yakini dan sayangi, dan Levin yang dapat melakukan apapun untuk orang yang ia sayangi juga. Sudut pandang maha tahu yang digunakan dalam novel ini juga mendukung keseluruhan cerita. Sang pengarang yang bertindak sebagai seseorang yang mengamati Lolo membuat kejadian dalam novel ini ikut tertuang dalam penggunaan sudut pandang ini.
Hal inilah yang mendukung alur dan latar. Watak Lolo juga menjadi sangat jelas bahkan sifat manusia yang dimilikinya tanpa diketahui tokoh lain dalam novel ini akan dapat diketahui oleh pembaca akibat sudut pandang yang digunakan sang pengarang. Novel ini sarat dengan amanat, Adapun amanat yang terdapat di dalam novel ini diantaranya kita harus berbakti kepada orang tua, kita harus bisa mengendalikan diri kita diantaranya kita atau hawa nafsu, kita pun harus mengalah kepada orang yang lemah. Amanat-amanat lain yang terselip pada berbagai bagian cerita dapat dibaca pada novel ini. Amanat-amanat tersebut terungkap jelas ketika King mengorbankan segala impiannya untuk menolong Lolo bangkit dari keterpurukan. Jika Anda membaca novel ini, mungkin Anda tidak bisa berhenti di tengahnya. Novel ini mampu membuat pembacanya terus tertarik hingga akhir cerita. Latar dan alur cerita bagitu jelas mampu membuat Anda merasa ikut dalam ceritanya. Konflik yang menarik dan cerita ini penuh dengan amanat, juga dapat membuat pembaca lebih tertarik. Karena itu cobalah membaca novel ini dan nikmatilah cerita yang dibawakannya.

No comments:

Post a Comment